Robby Golioth

Manado, sindonews.id – Sedikitnya 6 (enam) Petahana di Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang menjadi pihak terkait di Mahkamah Konstitusi (MK) boleh dikata perkasa. 

Mengapa tidak, gugatan atas kemenangan mereka di Pilkada Tahun 2024 adalah sia-sia belaka. Hakim memutuskan menolak permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU).

Adapun keenam Petahana tersebut maju di Pilkada diusung PDIP masing-masing Andrei Angouw (Wali Kota Manado), Caroll Senduk SH (Wali Kota Tomohon), Robby Dondokambey SSi MM (Wakil Bupati Minahasa), Frangky Wongkar SH (Bupati Minahasa Selatan), Iskandar Kamaru SPt (Bupati Bolaang Mongondouw Selatan) dan Joune Ganda SE MAP (Bupati Minahasa Utara). 

Diketahui, mereka (Petahana) meraup suara terbanyak saat Pilkada yang dihelat pada 27 November 2024. Oleh pihak KPU setempat selanjutnya mengeluarkan Surat Keputusan (SK) tentang Penetapan Hasil Pemilihan. 

Hanya saja, kemenangan tersebut dianggap pasangan calon lain tidak fair dengan sejumlah alasan, di antaranya lantaran memobilisasi ASN, menggunakan fasilitas pemerintah, mutasi pejabat dan politik uang. 

Gugatan langsung dilayangkan ke MK. Keputusan final pada Selasa (04/02/2025), dimana dalam sidang sengketa Pilkada dengan agenda pembacaan putusan Dismissal yang digelar MK menyatakan permohonan perkara PHPU tidak dapat diterima atau tidak dapat dilanjutkan dalam sidang pembuktian.

Dengan ditolaknya permohonan perkara PHPU tersebut, maka pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) di masing-masing daerah tersebut melakukan penetapan pasangan calon kepala daerah terpilih untuk selanjutnya diproses lantik.

Sementara itu, pengamat politik Sulawesi Utara Robby Golioth menilai, kemenangan para Petahana di Pilkada tidak lepas dari program-program yang telah dilakukan dan masyarakat merasakan manfaatnya.

“Memang tidak gampang mengalahkan Petahana. Mereka (Petahana) ini memiliki strategi ampuh dan sejumlah keunggulan, di antaranya elektabilitas dan popularitas, akses langsung dalam perumusan kebijakan lokal dan penganggaran daerah. Paling utama, Petahana kerap memperhatikan kepentingan masyarakat, di antaranya infrastruktur jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan, membuka lapangan kerja, pemberdayaan masyarakat," tuturnya Kamis (06/02/2025).

Menurut Robby, kekalahan Pertahana karena terlalu percaya diri atau overconfident menghadapi penantang, serta kinerjanya dianggap masyarakat masih belum maksimal.

“Petahana kerapkali merasa di atas angin dan merasa overconfident, sehingga dalam pertempurannya menghadapi penantang, banyak celah-celah yang dimanfaatkan oleh paslon lain,” pungkas mantan Komisioner KPU Kota Tomohon ini. (REQ)

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post
Axact

Jangan Pernah Menunda Kebaikan, Karena Tidak Akan Ada Waktu Yang Tepat.

Post A Comment:

0 comments: