Surabaya, SindoNews.id - Di tengah persiapan event pameran kendaraan dan peralatan tempur TNI AD di Icon Mall Gresik, Ketua Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Surabaya, Slamet berkesempatan ngobrol dengan Supriadi, mantan wartawan Memorandum. Tentu saja tentang event yang dihelat dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2023.
Menurut Kung Supri sapaan Supriadi, event pameran peralatan tentara cukup bagus. Memperkenalkan kepada masyarakat dengan pengunjung pameran bisa berinteraksi, tanya jawab dengan anggota TNI yang menjaganya.
"Event ini jarang dilakukan, karena itu saya anggap bagus. Ke depan kemasannya harus lebih bagus dan mengenai sasaran," kata pria berusia 66 tahun yang menghabiskan separuh hidupnya sebagai jurnalis itu, hari Selasa (21/02/2023).
Kung Pri juga mengucapkan terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya dari pihak TNI, Polisi Militer Angkatan Darat, perhatian ini sangat luar biasa. Lebih lanjut kung Pri, baru kali ini jurnalis bisa memperkenalkan Alutista milik TNI untuk dipamerkan kepada masyarakat dalam perayaan Hari Pers Nasional.
"Sebagai keikutsertaan peningkatan ekonomi masyarakat jurnalis juga bagian dari rakyat yang mencintai Tentara Nasional Indonesia. Semoga TNI selalu di hati rakyat, Bersama Rakyat TNI Kuat," ucap Supriadi.
Usai membahas berbagai hal tentang suksesnya sebuah event, obrolan pun menjadi panjang lebar. Mengenai aktivitas kewartawanan dalam menjalankan tugas kesehariannya.
Membuat karya jurnalistik sebagai kontrol sosial. Berani mengungkap fakta kebenaran, namun tetap berpedoman pada Kode Etik Jurnalistik dan tidak melanggar Undang-Undang Pers.
Kung Supri mengatakan, pada saat Jurnalis menjalankan tugasnya, akan banyak hal dihadapi. Ada benturan, ada tantangan yang beresiko, ada tawaran oknum yang berusaha menghalangi mengungkap fakta menjadi berita.
"Karena itu harus hati-hati agar tidak terpancing dengan hal-hal itu. Caranya bagaimana, ya tetap kembali ke Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers," katanya.
Disinggung soal suka dukanya menjadi Jurnalis, dengan enteng dia menjawab banyak dukanya. Meski demikian lanjut dia, jurnalis merupakan panggilan nurani untuk memberikan informasi benar kepada masyarakat luas.
Melalui berita dari dua sisi, baik dan buruk. Sehingga bisa dipahami masyarakat yang tentu saja diharapkan tidak mencontoh hal yang buruk.
"Contohnya, menulis berita korupsi. Meskipun sudah berimbang, berita ini menyakitkan bagi oknum yang diduga melakukan dan keluarganya. Tetapi kita telah menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak meniru ikutan korupsi," tuturnya memberi contoh ringan.
Ditambahkan, jurnalis bebas menulis tentang apa saja. Misalnya ada tokoh atau berbuat baik dan kebaikannya itu dirasakan orang banyak, harus ditulis baik. Sebaliknya jika si tokoh berbuat buruk, ya harus ditulis.
"Tidak boleh ditutup-tutupi," kata Kung Supri yang kini bergabung di media online Tabloidjawatimur.Com.
Diakhir obrolan Ketua KJJT Wilayah Surabaya bersama wartawan senior itu, Slamet menyampaikan sangat luar biasa wawasan dari wartawan senior kung Pri. Slamet merasa memiliki energi baru dan menjadikan kepribadian dirinya akan lebih penting untuk terus belajar.
"Disini memang sangat penting belajar, dengan belajar akan memiliki pola pikir yang luar biasa. Meski umur kita bertambah tidak surut untuk tetap belajar, memang tidak mudah yang seperti kita bayangkan. Menjadi wartawan itu, panggilan nurani," kata Slamet (21/02/2023).
Masih kata ketua itu, KJJT sebagai wadah tempatnya belajar rekan-rekan jurnalis di seluruh tanah air, ia juga mengajak rekan-rekan jurnalis untuk menjadi lebih baik.
"Sebuah karya tulis juga ada etika menulis, kode etik jurnalistik tetap kita pegang dalam sebuah karya tulis. Saya ucapkan terimakasih kepada guru pembimbing dari KJJT yang sudah meluangkan waktu untuk kami regenerasi jurnalis," ujar Slamet pria asal kota garam Madura ini. (Redho)
Post A Comment:
0 comments: