Jakarta, SindoNews.id - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung langkah Presiden Joko Widodo meluncurkan Taksonomi Hijau Indonesia 1.0 (Indonesia Green Taxonomy 1.0) dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022.
Taksonomi Hijau Indonesia 1.0 disusun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan melibatkan berbagai kementerian/lembaga. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang telah memiliki standar nasional sektor ekonomi hijau.
Bamsoet mengatakan, Ekonomi Hijau secara sederhana diartikan sebagai sektor ekonomi yang memadukan kesejahteraan dan kelestarian lingkungan.
Konsepsinya mengacu pada beberapa aspek mendasar seperti pengurangan emisi, penghematan sumber daya, transisi berbasis energi terbarukan, hingga berlandaskan keadilan sosial. Potensinya sangat besar, tersebar ke berbagai sektor antara lain pariwisata, pertanian, dan juga energi.
"Khusus untuk sektor energi, Kementerian ESDM melaporkan potensi energi terbarukan di Indonesia sangat melimpah, mencapai 418 GigaWatt (GW). Antara lain bersumber dari Matahari/Surya yang bisa mencapai 207,8 GW; Air mencapai 75 GW; Angin mencapai 60,6 GW; Bioenergi mencapai 32,6 GW; Panas Bumi mencapai 23,9 GW; dan Arus Laut mencapai 17,9 GW," jelas Bamsoet.
Dari kajian OJK, setidaknya Indonesia membutuhkan Rp 745 triliun per tahun hingga 2030. Karena itu, perlu peran OJK dalam mendorong sektor jasa keuangan agar dapat mengoptimalkan peran dan kapasitasnya di sektor Ekonomi Hijau," pungkas Bamsoet. *Lk
Post A Comment:
0 comments: